Universitas Warmadewa

Jl. Terompong No.24, Sumerta Kelod, Kec. Denpasar Tim., Kota Denpasar, Bali 80239

Call:0361-223858

[email protected]

Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti Raih Doktor “Teliti Pemasaran Pedet Sapi Bali yang Efisien”

Sabtu, 06 Agustus 2016

Card image

SATU lagi dosen Prodi Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar) meraih gelar doktor. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, M.P., Rabu (3/8) kemarin, sukses mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka program doktor Program Studi Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Udayana. Dia menyelesaikan studi dalam waktu tiga tahun. Saat mempertahankan disertasinya berjudul "Sistem Pemasaran Pedet Sapi Bali di Bali", Dr. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti mampu menjawab semua pertanyaan penguji dengan ilmiah dan lugas. Makanya, istri tercinta dari I Nyoman Arka, S.H. dan ibunda Putu Ciria Angga Pramana, S.T. dan Made Ciria Angga Mahendra, S.H. ini berterima kasih atas binaan promotornya Prof. Dr. Ir. I Nyoman Suparta, M.S., M.M. dengan kopromotor Prof. Ir. I Gusti Lanang Oka, M.Agr.Sc., Ph.D. dan Prof. Dr. Ir. I Made Antara, M.S. Saat ujian kemarin, Ni Made Gemuh Rasa Astiti mendapat dukungan penuh dari para dosen Fakultas Pertanian Unwar serta Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti adalah anak kedua pasangan I Nengah Widjaja (alm) dan Ni Made Suetri (alm) asal Banjar Tegal, Denpasar.

Dia menyelesaikan studi S-1 di Unwar dan S-2 di UGM. Dia adalah dosen bergelar doktor kedua di Prodi Ilmu Peternakan Unwar. Wisnumurti langsung mengucapkan selamat atas keberhasilan Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti meraih doktor dengan nilai terbaik. Ini juga menjadi kebanggaan warga Warmadewa sebagai bentuk peningkatan iklim akademik di kampus. Pada ujian kemarin, Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti memaparkan pemasaran pedet sapi Bali umur 6-8 bulan sering dilakukan oleh peternak di Bali, padahal memberikan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menjualnya setelah dewasa. Peternak menjual pedet dengan harga yang relatif murah, karena penentu harga ada pada pedagang perantara (blantik). Tingginya produksi tidak akan mampu meningkatkan pendapatan peternak secara maksimal, jika tanpa diikuti dengan sistem pemasaran pedet yang efisien untuk peningkatan pendapatan peternak. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan purposive sampling di Badung dan Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif, peternak memelihara sapi Bali induk adalah untuk menghasilkan pedet yang bisa dijual sewaktu-waktu. Sistem pemasaran pedet sapi Bali dijumpai ada empat saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran  I (peternak langsung ke peternak lain 12,22%), saluran pemasaran II (peternak — pasar hewan — belantik — peternak lain 7,78%). Saluran pemasaran III (peter-nak — belantik — pasar hewan — peternak lain 74,44%) dan saluran pemasaran IV (peternak — kelompok peternak — peternak lain di pasar hewan 5,56%). Pendapatan peternak tertinggi dijumpai pada saluran IV yaitu sebesar Rp 6.842.500/ekor pedet jantan dan Rp 3.717.500/ ekor pedet betina. Makanya, dia menyimpulkan saluran pemasaran melalui kelompok ke peternak lain (saluran pemasaran pedet IV) memberikan pendapatan peternak yang tertinggi, sedangkan saluran pemasaran yang paling efisien dan farmer's share tertinggi ditunjukkan oleh saluran pemasaran pedet I yaitu peternak langsung menjual pedetnya ke peternak lain (ad263)